Jumat, 29 Mei 2009

Pindah-Pindah Kerja, Kenapa Ya?

Pernahkah anda memikirkan lebih dalam mengapa ada orang yang bisa bekerja di satu tempat dalam waktu lama sedangkan orang lain dalam waktu tertentu bisa berpindah-pindah ke beberapa tempat kerja? Sebenarnya itu semua berhubungan dengan hal-hal berikut, kalau tidak percaya simak dan bandingkan.
  1. Umur
    Percaya atau tidak, umur seseorang berpengaruh terhadap proses pindah-pindah tersebut. Seseorang yang masih berusia muda biasanya sangat energik dan selalu mencari tantangan/kesempatan baru. Bila ia merasa tempat lain lebih menjanjikan atau mampu menawarkan sesuatu yang lebih, ia tidak akan segan-segan untuk pindah. Sebaliknya, bila seseorang telah berumur atau berada di usia mapan, biasanya seseorang akan berpikir dua kali untuk keluar dari pekerjaannya sekarang. Hal ini dikarenakan semakin kecilnya kesempatan kerja seiring dengan bertambahnya umur seseorang, perusahaan-perusahaan biasanya lebih mencari tenaga kerja muda yang dianggap masih enerjik.

  2. Jenis kelamin
    Kalau anda menemukan banyak sahabat anda yang berjenis kelamin pria lebih sering pindah kerja dibandingkan mereka yang perempuan, jangan terkejut. Pasalnya biasanya pria memiliki kepuasan kerja yang lebih rendah dibanding lawan jenisnya, ini berhubungan dengan naluri alamiah pria yang umumnya suka berkompetisi dan tidak pernah puas dengan keadaan di sekitarnya. Tapi seiring dengan semakin sejajarnya posisi pria dan perempuan, sepertinya pendapat ini sebentar lagi tidak akan berlaku lagi deh!

  3. Status Pernikahan
    Biasanya seseorang yang sudah menikah akan merasa lebih mantap dengan pekerjaannya yang sekarang, hal ini dikarenakan ia melihat pekerjaan tersebut sebagai jaminan untuk masa depannya. Kalau sudah dapat yang pasti, kenapa juga cari yang lain yang gak jelas juntrungannya? Selain itu mereka biasanya akan lebih bertanggung jawab dalam pekerjaannya dibanding mereka yang belum menikah.

  4. Jumlah tanggungan
    Jangan heran seandainya rekan kerja/bawahan anda beberapa kali absen dari pekerjaannya setelah punya anak. Survei membuktikan bahwa semakin banyak seseorang mempunyai anak, maka semakin besar jumlah absennya karena berbagai urusan keluarga (anak) yang harus diurusi (terutama perempuan). Tapi ada satu kabar bagus, mereka yang sudah mempunyai anak biasanya mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. itu berarti kemungkinan mereka pindah ke tempat lain sangat kecil, keuntungan bagi perusahaan anda.

  5. Masa kerja
    Kalau yang satu ini sepertinya tidak perlu dipertanyakan lagi, mereka yang telah lama bekerja di satu tempat kecil kemungkinannya untuk pindah ke tempat lain. Alasannya, mungkin saja mereka sudah betah dan terbiasa dengan suasana kerja dan atmosfer di tempat tersebut. Mana ada orang yang betah berlama-lama di satu tempat kalau mereka sudah tidak betah lagi?

Tips Menggunakan E-Mail di Kantor

Keberadaan komputer di meja kerja anda tentunya akan sangat memudahkan penyelesaian pekerjaan, apalagi kalau ditambah dengan fasilitas internet, rasanya lengkap sudah kebahagiaan anda di kantor. Selain browsing, anda juga bisa saling berkirim e-mail dengan rekan-rekan anda sekaligus memperluas networking anda. Tapi kalau tidak berhati-hati, bisa-bisa waktu anda selama satu hari bisa terbuang percuma hanya karena anda terlalu sering mengecek apakah ada e-mail baru yang masuk atau tidak. Untuk menyiasatinya, ada baiknya anda perhatikan cara-cara berikut.

  1. Periksa e-mail kamu dua kali sehari
    Salah satu sebab banyaknya waktu yang terbuang dalam pekerjaan seseorang adalah karena terlalu seringnya ia mengecek apakah ada e-mail baru yang masuk. Untuk menghindarinya, atur jadwal berapa kali sehari anda membuka
    e-mail. Lakukan saat waktu anda senggang atau tidak ada pekerjaan, misalnya pada pukulan 8 pagi (sebelum mulai bekerja) dan terakhir pada pukul 6 sore (setelah waktu kerja selesai).

  2. Gunakan dua account yang berbeda untuk e-mail pribadi dan urusan bisnis
    Salah satu langkah untuk memisahkan urusan kantor dan masalah pribadi adalah dengan mempunyai dua
    account yang berbeda. Saat bekerja di kantor, hindari godaan untuk membuka e-mail pribadi anda. Biasakan untuk membagi waktu anda dengan baik : di kantor maka urusan pekerjaan yang paling penting, sedangkan urusan pribadi dapat anda lakukan di rumah. Seandainya anda tergabung dalam milis, usahakan supaya milis tersebut dikirim ke account pribadi anda (yang dapat anda buka pada waktu senggang).

  3. Mem-filter e-mail yang tidak bermanfaat
    Saat ini banyak email komersil yang masuk (
    junk mail), dan jumlahnya terkadang mencapai puluhan. Untuk itu, sangat penting untuk menggunakan program-program dalam e-mail anda yang dapat secara otomatis membuang junk mail tersebut. Tujuannya, sekali lagi, adalah supaya waktu anda tidak terbuang percuma.

  4. Mengatur message dan alamat yang masuk ke dalam e-mail anda
    Gunakan fitur
    address book dalam program e-mail anda untuk mengatur surat-surat penting yang masuk. Selain tidak menghabiskan waktu, dengan menggunakan fitur ini maka anda akan terhindar dari kesalahan-kesalahan kecil seperti salah ketik alamat. Masukkan pesan-pesan tersebut dalam folder, jadi inbox anda hanya berisi pesan-pesan yang belum terbaca saja.

  5. Buat segala sesuatunya sesimpel mungkin
    Seandainya anda harus membalas suatu
    e-mail, sebaiknya buat balasannya sesingkat mungkin. Kalau perlu, kirim jawaban anda hanya dengan ya atau tidak (tentunya bila memungkinkan).

  6. Hindari chatting
    Sebisa mungkin, hindari godaan menggunakan fasilitas
    chatting di saat jam kerja. Chatting hanya akan membuat pekerjaan anda terbengkalai, dan meski dilakukan pada waktu instirahat, bisa membuat kita lupa waktu.

Bagaimana Membuat Diri Anda Puas Dengan Pekerjaan

Salah satu masalah yang bisa membuat suasana kerja kita menjadi tidak enak adalah pada saat kita memiliki perbedaan pendapat dengan atasan/supervisor kita. Hal ini menjadi tambah sulit karena adanya adat budaya kita yang masih menganut dua paham : atasan selalu benar; dan kesulitan untuk menyampaikan pendapat kita secara langsung dengan alasan segan, tidak enak hati, dan sebagainya. Hal ini yang biasanya menjadi bumerang, pekerjaan yang tadinya kita anggap sebagai dream job yang selama ini kita inginkan berubah menjadi neraka. Setiap kali tiba di kantor motivasi kerja menurun karena bayangan akan melihat wajah sang bos galak, kalau sudah begini pekerjaan pun tidak lagi menyenangkan. Bagaimana cara mengatasinya?

Kejadian di atas sebenarnya bisa kita hindari, asalkan sejak awal kita menerapkan strategi-strategi berikut :

  1. Jadikan kritik yang anda terima sebagai cambuk untuk membuat karir anda lebih maju
    Kebanyakan manusia tidak mampu menerima kritik yang ditujukan kepadanya, itu kenyataan lho. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia sendiri yang akan memberikan reaksi setiap kali ia merasa dirinya diserang, entah itu dengan pembelaan diri, merasa rendah diri karena menganggap diri gagal melakukan tugas, atau yang lebih ekstrim balik menyerang orang yang mengkritiknya. Untuk mengatasinya kita perlu melakukan refleksi diri (hal yang paling sulit), caranya adalah : jangan menganggapnya sebagai sesuatu yang ditujukan untuk menyerang harga diri kita, anggaplah itu sebagai nasehat dari orang yang memperhatikan kita. Coba deh anda pikirkan dengan pikiran terbuka, mungkin saja yang disampaikan atasan anda ada benarnya.
    Its time to face your critics!

  2. Pahami karakter atasan anda
    Untuk bisa memenangkan perang, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal siapa musuh kita. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah mengenali sifat atasan anda dan mengenal momen-momen tepat di mana ia bisa diajak bertukar pikiran. Misalnya, jangan sekali-kali anda mengajaknya berbicara di saat ia sedang sibuk, sedang mempersiapkan
    meeting, atau sedang dalam bad mood.

  3. Usahakan menjalin relasi yang positif dengan atasan anda
    Maksudnya bukan berarti anda menjilat terhadap atasan melainkan hubungan yang wajar sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan, usahakan untuk selalu ramah dengannya (tapi tidak berlebihan). Riset membuktikan bahwa seseorang akan lebih mudah menerima masukan/saran dari orang yang telah dikenalnya dengan baik dibanding dengan orang asing.

  4. Ingat, bos anda adalah seorang manusia juga
    Ini bukan pembelaan untuk para atasan lho. Tapi anda perlu ingat juga bahwa sebagai manusia kita tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga dengan bos anda. Artinya jangan sekali-kali anda mencari-cari kesalahan bos anda dan menjadikannya tameng sebagai pembelaan.

  5. Minta waktu untuk berbicara empat mata
    Salah satu biang dari segala masalah adalah tidak membicarakan masalah yang terjadi secara terbuka, banyak yang lebih memilih untuk membicarakannya diam-diam dengan rekan sejawat (atau istilah kerennya meeting in meeting). Hal ini harus dihindari sejak dini, caranya adalah dengan meminta kesempatan langsung berbicara dengan bos anda. Hindari berbicara langsung di hadapan orang banyak, karena itu akan membuat harga diri atasan anda terluka (karena merasa dipermalukan) dan mungkin memberikan aksi defensif dengan menyangkal tuduhan yang anda lontarkan. Bisa jadi ia malah balik menyerang anda dengan menuturkan kesalahan-kesalahan yang pernah anda perbuat. Sebisa mungkin hindari perang terbuka dengan atasan di depan orang banyak, karena hal itu akan sangat merugikan kelanjutan karir anda.

  6. Hubungi orang yang dekat dengan atasan
    Ini adalah cara alternatif lain bila anda sudah melakukan cara nomer 5 namun belum memperoleh tanggapan. Coba deh anda bicarakan hal tersebut dengan orang yang sering diajak bertukar pikiran dengan atasan anda, misalnya (mungkin) sekretarisnya, teman lamanya yang sering
    clubbing bareng, atau supervisornya. Anda harus ingat bahwa apa yang anda ingin sampaikan adalah saran, jadi hindari keterlibatan emosi anda dengan kata-kata atau kalimat yang bernada menyerang karena mungkin bisa ditanggapi berbeda oleh lawan bicara anda.

  7. Minta nasehat orang lain
    Bila anda masih juga belum puas, mungkin adanya masukan dari orang lain bisa memberikan alternatif jalan keluar baru bagi anda. Ada kalanya orang lain bisa dengan obyektif menilai permasalahan yang terjadi pada diri kita.

  8. Ambil keputusan tegas
    Kalau semua cara di atas tidak juga berhasil, berarti hanya ada dua pilihan yang bisa anda lakukan : bertahan di posisi anda yang berarti juga menanggung segala konsekwensinya (yang juga berarti anda harus tetap bekerja dengan penuh komitmen), atau cari pekerjaan baru. The decision is yours, so think carefully before you make the next move.

Memaksimalkan Performa Anda di Jam Kerja

Semua orang umumnya mempunyai semangat yang tinggi di pagi hari sebelum memulai kerja. Kita punya pekerjaan penting yang harus diselesaikan, orang-orang penting yang harus kita temui, dan proyek jangka panjang yang hendak kita mulai kerjakan. Namun menjelang akhir jam kerja, kita baru sadar bahwa ternyata masih banyak pekerjaan yang belum selesai. Akhirnya kita terpaksa pulang malam untuk lembur, datang lebih pagi keesokan harinya, atau bahkan masuk kantor pada hari libur. Hal itu memang membuat kita tampak sibuk, namun nyatanya kerja kita sendiri tidak produktif. Banyak waktu yang habis terbuang percuma, sedangkan kalau dihitung-hitung mungkin jam di mana anda bekerja sungguh-sungguh tidak sampai setengahnya.

Berikut adalah lima langkah yang dapat membantu anda untuk lebih produktif dalam bekerja :

  1. Luangkan waktu kosong untuk diri sendiri
    Sediakan waktu untuk diri anda sendiri (tanpa ada gangguan dari orang lain/keadaan tertentu sekitar 30-90 menit. Tujuannya adalah supaya anda bisa berkonsentrasi dan menentukan prioritas pekerjaan mana yang ingin anda selesaikan hari itu. Kalau perlu tutup pintu ruangan anda, matikan suara
    handphone atau pager, dan mulailah merenungi apa dan bagaimana anda ingin menyelesaikan pekerjaan anda hari itu.

  2. Maksimalkan waktu puncak/peak anda
    Ada waktu-waktu tertentu dalam setiap hari di mana energi dan semangat kita ada di titik puncak, sehingga kemampuan untuk berpikir dan konsentrasi terhadap pekerjaan juga sedang tinggi. Cari tahu kapan waktu puncak/
    peak anda setiap hari, dan gunakan waktu tersebut untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan terpenting. Pisahkan jadwal meeting, janji, atau aktivitas lain ke jam lain.

  3. Hindari pertemuan-pertemuan yang tidak perlu
    Berhenti bekerja (meski hanya sesaat) untuk berbincang-bincang ngalor-ngidul dengan teman-teman anda hanya akan merusak konsentrasi kerja, membuang-buang waktu, dan merusak produktivitas kerja anda. Hal ini akan merusak momentum kerja anda, jadi lain kali seseorang masuk ke ruangan anda dan mulai terlihat gelagat akan memancing pembicaraan yang akan berlangsung lama, hindari dengan mengatakan bahwa anda sedang menyelesaikan sebuah proyek penting dan tidak bisa menemaninya. Supaya ia tidak tersinggung, atur waktu setelah jam kerja selesai untuk menemuinya.

  4. Batasi penggunaan telepon
    Begitu telepon berdering, maka saat itu pula konsentrasi anda dalam bekerja akan terganggu. Saat sedang konsentrasi dalam pekerjaan, biarkan
    voice mail atau mesin penjawab telepon yang menjawab panggilan tersebut. Seandainya karena satu atau lain hal anda telah mengangkat telepon, katakan pada si penelepon bahwa saat itu anda sedang sibuk dan tidak dapat berbicara lebih lama. Mintalah supaya ia menelepon lagi setelah anda selesai bekerja atau anda yang akan menghubunginya nanti.

  5. Atur jadwal untuk berunding/bertemu dengan staf atau teman kerja anda
    Di kebanyakan kantor, waktu sering terbuang percuma karena kita sering kali harus bangkit dari kursi yang kita duduki hanya untuk menanyakan sesuatu hal pada rekan kerja kita. Padahal selain membuang-buang waktu, hal ini juga akan mengganggu ritme kerja orang lain.

Berhadapan Dengan Rekan Kerja ’Negatif’

Orang mendemonstrasikan sikap negatifnya dengan berbagai cara, namun terkadang ada sebagian kecil yang menunjukkannya dengan terang-terangan (bahkan cenderung destruktif). Gak ada salahnya sih, namun hal ini sering kali membawa dampak buruk karena orang lain akan terpengaruh oleh sikap tidak bersahabat ini. Ada beberapa strategi umum yang bisa digunakan seandainya anda menghadapi situasi ini.

  1. Akui bahwa memang ada masalah dengan tingkah laku rekan anda
    Langkah pertama adalah mengetahui saat seseorang menampilkan sikap negatif di tempat kerja. Jangan mengabaikannya apalagi bila ternyata sikap tersebut berpengaruh pada penampilan dirinya, anda, orang lain di sekitar anda atau hubungan dengan klien/pelanggan.

  2. Apa sih penyebabnya?
    Kita tahu bahwa pemikiran buruk seseorang pasti ada penyebabnya, misalnya masalah pribadi, stres yang berhubungan dengan pekerjaan, atasan yang menyulitkan, tidak ada kesempatan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan, dan lain-lain. Seandainya anda berniat untuk menolongnya, sangat penting untuk mengetahui hal ini. Tanyakan pertanyaan yang tidak terlalu ’vulgar’ seperti, "Kamu lagi kesal ya? Ada yang bisa dibantu?" Perlu anda ketahui, bahwa orang yang sedang berada dalam situasi ini akan menganggap pikiran negatifnya adalah hal yang benar, jadi sabar-sabar saja menghadapinya.

  3. Bangkitkan rasa tanggung jawab
    Untuk mengubah sikap negatif seseorang dalam bekerja sangat tergantung pada orang itu sendiri, apakah ia mau atau tidak untuk berubah. Meski memiliki hak untuk mempunyai sikap tersebut, namun akan sangat tidak etis bila ia menunjukkannya di tempat kerja (apalagi bila ia adalah bagian dari sebuah tim). Sebagai salah satu anggota tim atau (mungkin) atasannya, anda perlu membantu kolega anda agar menyadari hal ini. Ada baiknya bila anda mendiskusikan masalah ini secara pribadi dengan rekan anda, sekaligus (secara halus) tunjukkan bahwa sikapnya akan dapat berpengaruh jelek bagi diri dan timnya.

  4. Memberikan masukan
    Meski anda mempunyai pendapat bahwa si pemikir negatif harus mengubah kelakuannya sendiri, namun tidak ada salahnya kalau anda ikut membantu sehingga proses perubahannya dapat dipercepat. Mungkin ia sendiri tidak tahu bagaimana bersikap lebih baik. Beritahu bahwa mungkin kelebihan-kelebihan yang dimiliki tertutupi oleh sikap-sikap negatif yang ditunjukkannya.

  5. Tanamkan sikap positif dalam diri rekan lain
    Cara yang biasa digunakan di masa lalu (namun masih ampuh) : beri contoh positif melalui tingkah laku dan sikap sehari-hari anda. Dengan memberi contoh maka anda akan menjadi panutan bagi rekan kerja anda, dan mungkin secara perlahan sifat-sifat buruk tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Yang terpenting, seandainya anda mempunyai rekan kerja yang ’sulit’, jangan pernah segan untuk memulai dialog dengannya. Dengan demikian, anda akan terhindar dari hal-hal yang lebih buruk.

Niat Untuk Mengubah Masa Depan

Pernahkah Anda merasa bahwa di tahun yang lalu, banyak kesalahan atau sikap yang ingin Anda perbaiki? Kalau jawabannya ya, berarti Anda merupakan salah satu dari banyak orang yang melakukan hal demikian. Memang sih, saat-saat seperti awal tahun dipercaya banyak orang mampu meningkatkan motivasi untuk memulai sesuatu yang baru. Namun sering kali niat mulia tersebut terkikis saking banyaknya hal yang ingin diubah sekaligus. Ingin mengubah kebiasaan marah-marah, malas, bangun siang, dan masih banyak lagi. Kalau ini dibiarkan, bisa-bisa tahun ini akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Jadi daripada mubazir, simak kiat-kiat berikut supaya niat baik Anda bisa kesampaian.

  1. Tidak perlu mencoba semuanya dengan sekaligus
    Setiap pergantian tahun selalu saja ada godaan untuk mengubah nyaris semua hal, tapi jangan terpancing! Anda akan lebih memperoleh tingkat keberhasilan lebih tinggi dalam satu atau dua hal dibandingkan dengan daftar dosa yang bisa mencapai puluhan. Lakukan satu-persatu, toh belakangan Anda masih bisa menambah kalau satu-dua perubahan tersebut sukses dijalani.

  2. Ucapkan dengan hati-hati
    jangan paksa diri (secara tidak sadar) untuk mematuhi resolusi tersebut, karena hal ituhanya kan menjadi pemicu stres yang pada akhirnya akan membuat niat memulai sesuatu yang baru gagal total. Kita misalkan niat Anda tahun ini adalah berusaha lebih bersikap sabar pada orang lain. Jangan berpikir, "Tahun ini saya harus menjadi orang yang sabar" karena hal itu seolah Anda memaksakan diri untuk sesabar mungkin. Mungkin akan lebih baik bila pendekatan Anda menjadi, "Tahun ini saya akan berusaha menggunakan beberapa cara yang ampuh untuk melatih kesabaran."

  3. Lakukan perencanaan
    Bila telah mendapatkan resolusi mana yang ingin Anda lakukan tahun ini, coba untuk mendeskripsikannya dengan terperinci. Tidak ada orang yang berhasil menjalankan sesuatu dengan melakukan semuanya sekaligus, yang terjadi nanti malah Anda kecewa dan membatalkan niat untuk berubah tersebut. Rencana tersebut tidak harus rumit, yang penting niat Anda bisa menjadi lebihkuat untuk menjalankannya.
    Untuk relaksasi, Anda bisa mencoba cara-cara berikut :
    a) buka-buka majalah atau situs internet untuk mengetahui berbagai teknik relaksasi yang ada.
    b) Buat daftar teknik-teknik relaksasi yang Anda ketahui dan ingin mencoba.
    c) Pilih salah satu dari teknik tersebut - meditasi atau hipnotis diri sebagai contoh - dan coba satu untuk setiap bulannya.
    d) mencoba teknik-teknik berbeda setiap bulan sampai menemukan yang Anda sukai.

  4. Tulis di kertas
    Agar dapat selalu mengingatnya setiap saat, tuliskan hal-hal apa saja yang ingin Anda lakukan di tahun mendatang (dan sebelumnya belum pernah dilakukan) serta langkah-langkah konkretnya. Kalau perlu taruh di tempat-tempat yang mudah terlihat supaya Anda selalu ingat, misalnya di pintu lemari es. Hal itu juga akan memudahkan Anda bila sewaktu-waktu ingin mengubah resolusi tersebut seiring dengan berlalunya waktu.

Musik dan Gairah Kerja

Anda pasti sudah sering mendengar trend para pasangan muda masa kini, di mana para calon orang tua ramai-ramai memperdengarkan musik klasik bagi bayi yang sedang dikandung. Sebagaimana telah dibuktikan oleh para ahli yang telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun, musik klasik ternyata mampu merangsang perkembangan otak bayi/anak. Tidak hanya saat di dalam kandungan, para anak balita yang diperdengarklan musik klasik secara klinis telah terbukti lebih kreatif dari anak yang tidak mendengarkan musik. Maju beberapa tahun, kita juga sering dengar betapa destruktifnya efek musik bagi anak muda (sebagaimana kasus anak muda yang terpicu melakukan bunuh diri atau pembunuhan setelah mendengarkan satu jenis musik tertentu).

Musik memang memiliki efek beraneka-ragam, tapi baik-buruknya efek musik tersebut bisa kita kendalikan. Agaknya hal inilah yang menjadi patokan bagi para ahli psikologi di Amerika Serikat saat mereka menemukan sebuah metode khusus penggunaan musik untuk berbagai kepentingan di setiap sektor kehidupan mereka. Mereka bahkan membuat sebuah inovasi yang cukup mengejutkan, menggunakan musik di kantor-kantor untuk meningkatkan performa kerja karyawan mereka. Rasanya hal ini mungkin terdengar agak janggal di Inodonesia, namun di luar negeri saat ini hal itu sudah menjadi sebuah pemandangan yang biasa. Apa yang menyebabkan hal ini?

Musik dapat merangsang salah satu bagian otak kita untuk bekerja sesuai dengan jenis musik tersebut. Sebagai contoh, musik dengan irama sedikit keras dan cepat (misalnya rock) dapat memacu otak kita untuk bekerja atau tampil lebih bersemangat. Ada beberapa restoran yang pernah menggunakan musik ini dalam mengiringi para pelanggan yang sedang makan, dan hasilnya mereka makan lebih cepat dan omset restoran tersebut meningkat karena jumlah pelanggan yang lebih banyak. Sayangnya jenis musik ini tidak terlalu efektif saat digunakan di perkantoran (terutama bila dilakukan terus-menerus), hal ini dikarenakan keterbatasan energi yang dimiliki manusia. Pada saat energinya menurun, maka performa kerjanya pun ikut menurun. Musik yang berirama menenangkan (seperti musik klasik dan sejenisnya) terbukti mampu secara optimal meningkatkan performa kerja kerja seseorang. Sebenarnya lagu-lagu dengan irama slow juga mampu melakukan hal yang sama, namun sering kali jenis ini mampu membius pendengarnya sampai sedemikian rupa sehingga memperlambat kerja (sesuai dengan mood lagunya).

Cara Mengetahui Apakah Anda Underpaid (di gaji terlalu murah)

Anda sudah menghabiskan beberapa tahun di perusahaan yang sama, tetapi Anda merasa gaji Anda tidak mengalami peningkatan yang berarti. Anda juga sudah cukup cermat menghitung pengeluaran dan punya beberapa account di bank. Tetapi kenapa Anda merasa tak bisa menikmati hidup Anda? Padahal teman-teman seangkatan, atau yang di bawah Anda, terlihat cukup sering belanja pakaian atau sepatu dengan harga cukup mahal, atau hang out di kafe untuk menghabiskan akhir minggu.

Apakah Anda digaji lebih rendah daripada teman seangkatan? Bagaimana cara mengetahui rata-rata gaji rekan-rekan sekantor Anda tanpa terlihat begitu ingin tahu?

1. Ngobrol dengan rekan yang lebih senior. Cari teman yang Anda percaya, dan memiliki level yang lebih tinggi daripada Anda. Tanyakan bagaimana cara mendekati atasan supaya mau menaikkan gaji Anda. Tanyakan juga berapa gaji yang pantas untuk level Anda. Minta ia memberikan range gaji yang pantas.

2. Cek lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Jika Anda mengetahui perusahaan sedang membuka lowongan untuk pekerjaan pada level Anda, atau level yang ingin Anda capai, usahakan mencari tahu berapa gaji yang ditawarkan. Anda bisa meminta bantuan teman untuk menelepon atau mengirim email mengenai gaji tersebut.

3. Cari tahu hasil kerja rekan lain. Anda bisa saja memegang jabatan yang sama dengan beberapa rekan, tetapi betulkah masing-masing dari Anda memiliki bobot kerja yang sama? Apakah rekan Anda ternyata memiliki beban kerja yang lebih besar daripada Anda? Jika ya, Anda bisa meminta atasan untuk memberikan tanggung jawab yang lebih pada Anda. Katakan bahwa Anda sanggup melakukannya, dan mintalah kenaikan gaji saat Anda berhasil membuktikan hasil kerja Anda.

4. Sampaikan secara halus. Oke, Anda tak bisa mencari cara alternatif apa pun untuk mengetahui level gaji Anda. Anda bisa bertanya langsung kepada rekan-rekan seangkatan. Apabila rekan-rekan bersedia "buka-bukaan" soal gaji, tanyakan secara halus. Jika ternyata gaji Anda justru lebih besar daripada mereka, jangan sampai Anda akan kebingungan sendiri bagaimana menanggapi komentar rekan-rekan.

Mengatasi Kejenuhan Saat Bekerja

Pernahkah anda merasa pekerjaan anda mulai terasa menyebalkan karena besarnya tekanan yang anda peroleh saat bekerja? Mungkin anda mulai merasa klien anda semakin rewel dan cerewet, bos anda mulai bertingkah sangat menyebalkan dengan terus-menerus tidak puas dengan pekerjaan atau bahkan mencela hasil kerja anda. Anehnya, hal tersebut baru terjadi belakangan ini. Mungkin ini pertanda anda mulai mengalami apa yang dinamakan burnout atau yang biasa kita sebut dengan kejenuhan (yang biasanya disebabkan oleh stres). Jangan dianggap enteng lho, salah-salah bukan hanya pekerjaan tapi juga kesehatan anda yang terganggu.

Ada beberapa aktivitas yang cukup efektif untuk mengatasi kejenuhan ini :

  1. Nikmati kehidupan di luar pekerjaan
    Jangan campuradukkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Saat anda mempunyai waktu luang/libur, nikmatilah dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu saat kembali kerja, mudah-mudahan anda akan kembali bersemangat.

  2. Buat kesalahan kecil
    Berbuat salah bukan berarti dunia kiamat, jadi jangan ragu-ragu. Sesekali buatlah kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan (tapi jangan dalam hal-hal penting, salah-salah nanti anda malah dipecat!) yang mungkin terlihat lucu atau bodoh di mata orang lain. Secara tidak langsung, hal ini akan merangsang kreativitas dan imajinasi anda dalam bekerja. Plus, tantangan baru akan tercipta.

  3. Bicarakan dengan rekan kerja anda
    Kehidupan di metropolitan membuat seseorang menjadi cenderung individualis. Sering-sering deh
    hang-out atau makan siang bareng dengan rekan-rekan kerja anda. Siapa tahu dengan ngobrol dengan rekan kerja, anda bisa menemukan solusi masalah. Bukan tidak mungkin rekan kerja anda pernah mengalami masalah yang sama dengan yang anda alami saat ini.

  4. Meditasi
    Semakin cepat anda bekerja, semakin mudah anda terserang stres. Untuk mengatasinya, selalu bawa kertas dan pensil untuk mencatat kejadian-kejadian yang membuat anda stres di sepanjang hari kerja. Kemudian setelah tiba di rumah, coba anda duduk dan renungkan hal-hal apa saja yang telah terjadi hari ini selama 5 sampai 15 menit.

  5. Kenali diri sendiri
    Maksudnya di sini adalah mengenal bagaimana diri anda bereaksi saat bekerja dalam tekanan. Untuk mengetahuinya, tanyakan pada orang-orang yang mengenal anda dengan baik. Jangan merasa putus asa, ingatlah bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Bila anda sudah mempunyai pemahaman ini, maka mengatasi masalah akan lebih mudah.

  6. Stres karena pekerjaan atau hal lain?
    Apakah anda merasa kesal karena tekanan yang anda alami di kantor atau bawaan dari masalah di rumah yang tidak terselesaikan. Dengan mengenali penyebab stres, maka akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaiannya.

  7. Pertolongan tenaga profesional
    Seandainya anda tetap tidak bisa menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi problema anda, ada baiknya anda menemui konselor/psikolog yang memang memiliki kemampuan untuk mengatasi hal-hal seperti ini. Jangan takut dianggap aneh, ini jaman modern mas/mbak!

Tips Sukses Dalam Pekerjaan

Semua orang yang bekerja pasti mengharapkan keberhasilan dalam pekerjaannya, yang buntutnya pada peningkatan jenjang karir. tapi untuk meraih semua itu tidak mudah, selain dari faktor persaingan antar rekan kerja yang tidak bisa dianggap remeh, ada faktor lain yang memerlukan usaha yang tidak kalah keras : profesionalisme dari diri anda sendiri. Gimana caranya?

Ada beberapa hal yang dapat membantu anda agar bisa meraih kesuksesan lebih cepat :

  1. Ahli di bidangnya
    Jangan pernah puas hanya dengan menyelesaikan tugas yang telah diberikan atasan anda dengan baik. Buatlah standar yang tinggi untuk diri anda sendiri, susun kerangka kerja yang mampu memudahkan pekerjaan anda sehingga dengan demikian anda dan rekan kerja bisa lebih produktif. Untuk itu, anda perlu tahu sampai sedetil-detilnya tentang pekerjaan dan tanggung jawab yang anda emban. Kalau perlu, jangan ragu-ragu untuk membantu pekerjaan rekan-rekan anda atau mengajari teman yang bertanya mengenai hal-hal menyangkut pekerjaan yang anda ketahui.

  2. Sensitif
    Untuk kemajuan anda sendiri, anda harus mengenal karakter lingkungan, atasan dan rekan kerja anda. Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai gaya yang berbeda-beda. Hormati kebiasaan orang lain yang mungkin menurut anda cukup mengganggu, seperti mengunyah permen karet, merokok, bergosip-ria atau memakai telepon untuk kepentingan pribadi. Jadilah pendengar yang baik dan seandainya bisa, jangan ragu-ragu untuk mengulurkan bantuan. Usahakan agar anda dapat masuk ke kelompok manapun.

  3. Bisa diandalkan
    Caranya adalah dengan tiba di kantor lebih cepat, dan kalau perlu pulanglah lebih telat seandainya pekerjaan anda belum selesai. Selesaikan semua tugas/proyek yang diberikan secara tepat waktu. Seandainya muncul masalah yang tidak terduga yang mampu menyebabkan anda tidak bisa menyelesaikan tugas atau proyek dengan tepat waktu, sampaikan dengan orang-orang yang bersangkutan. Dengan begitu baik atasan maupun rekan kerja anda akan menghargai usaha anda.

  4. Fleksibel dalam bekerja
    Fleksibel di sini maksudnya adalah jangan pernah terpaku pada pekerjaan yang ditugaskan atau pada jadwal kerja. Tunjukkan kemauan anda untuk belajar mengenai hal-hal baru. Seandainya anda harus menata ulang jadwal yang telah anda susun setiap hari, lakukan itu demi pekerjaan anda.
    In order to be successful, you have to work twice as hard as everybody else.

  5. Integritas yang tinggi terhadap pekerjaan
    Ada beberapa hal yang dapat dijadikan patokan bukti integritas anda pada pekerjaan. Jangan pelit memberikan pujian atau kredit pada orang lain yang mampu melakukan pekerjaannya dengan baik. Jangan melihat masalah dari sisi negatif, melainkan anggap saja hal tersebut merupakan kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Jangan menyalahgunakan jadwal istirahat makan siang, ijin sakit atau kemudahan-kemudahan lain yang telah disediakan oleh atasan anda. Dan terakhir, berhati-hati saat menggunakan fasilitas perusahaan.

Perlunya bersikap assertive di dunia kerja

Assertive berasal dari bahasa Inggris, yang berarti tegas. Assertion= pernyataan yang tegas.Dalam kamus KBBI, tegas diartikan sebagai tentu dan pasti (tidak ragu-ragu lagi, tidak samar-samar lagi).

Di dunia kerja, kita menghadapi berbagai macam sifat manusia, yang harus dapat kita kelola. Tidak terkecuali, kita juga akan mengalami berbagai macam sifat atasan yang memimpin kita. Mengapa kita perlu bersikap assertive? Agar siapapun akan memahami sikap dan perilaku kita dengan jelas dan tanpa ragu-ragu. Sikap assertive ini tak hanya diperlukan kita sebagai bawahan, tetapi juga sebagai atasan perlu bersikap assertive agar anak buah tidak mengartikan hal yang lain.

Mengapa kita perlu bersikap assertive kepada setiap perintah atasan?

1. Atasan juga manusia

Atasan adalah manusia biasa, yang tak selalu ingat semua peraturan yang berlaku. Oleh karena itu adalah hal yang sangat wajar jika bawahan mengingatkan atasan, ada peraturan yang sudah tak berlaku, dan bahwa perintahnya tak dapat dilaksanakan karena akan melanggar peraturan yang ada. Yang perlu diingat, jangan hanya mengatakan “tidak” tapi berikan solusinya. Pelajari dulu apakah perintah tersebut masuk akal, apa tujuannya, dan jika memang tujuan untuk kepentingan perusahaan, maka sebagai bawahan kita wajib ikut mencari jalan keluar. Percayalah atasan akan sangat menghargai bawahan yang bersikap assertive, serta mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang ada agar tetap sesuai peraturan yang berlaku.

2. Analisis apakah perintah atasan layak untuk dipatuhi

Sebagai pekerja di perusahaan, pisahkan; a) loyal kepada atasan, b) loyal kepada organisasi/perusahaan. Dalam hal menyikapi perintah atasan, maka perlu dipertimbangkan kedua hal tersebut. Kalau loyal pada atasan, padahal setiap saat atasan akan berganti, maka jika perintah atasan tidak sesuai kebijakan, hal ini akan jadi bumerang. Memang diperlukan kemampuan komunikasi yang baik, sehingga keberatan kita dapat dinyatakan secara halus namun tegas, sehingga tidak menyinggung perasaan atasan. Hal ini akan lebih mudah jika perintah atasan melalui disposisi (instruksi tertulis), karena bawahan mempunyai waktu untuk menyatakan pikiran dan analisisnya. Yang tetap diingat, adalah selalu mencari jalan keluarnya.

3. Pelajari sistem dan prosedur, peraturan yang berlaku, serta legalitas setiap perintah

Sebagai pekerja, kita wajib memahami setiap peraturan yang berlaku diperusahaan itu, maupun peraturan2 lain yang wajib ditaati sesuai undang-undang ataupun peraturan lain yang diterbitkan oleh pemerintah atau instansi yang berwenang.

4.Ada beberapa hal yang belum diatur secara khusus, namun secara bisnis layak dilakukan.

Secara umum diketahui, bahwa peraturan tentang hukum berjalan seperti deret hitung, sedangkan bisnis berjalan seperti deret ukur, sehingga sering tidak ketemu. Bagaimana dunia bisnis menyikapi hal ini? Padahal secara bisnis kegiatan layak dilakukan, karena menguntungkan perusahaan?

Sebagai contoh: pada tahun 1990 an, pemerintah belum menerbitkan peraturan tentang Commercial Paper (CP), namun karena kebutuhan bisnis banyak perusahaan yang menerbitkan CP dan meminta Bank untuk melakukan endorsement. Yang perlu diperhatikan adalah, bahwa jika bank telah meng endorse CP yang diterbitkan perusahaan (umumnya nasabah Bank tsb), artinya Bank telah ikut menyetujui dan menjamin, serta ikut bertanggung jawab sebesar nilai CP yang di endorse nya.

Bagaimana jalan keluarnya? Bank yang meng endorse CP perlu menambahkan aturan tertulis, apa-apa yang perlu diperhatikan dan langkah2/prosedur yang wajib dilakukan sehubungan dengan CP. Karena bank ikut bertanggung jawab, rekening kredit perusahaan diblog sebesar nilai CP tersebut, sehingga kalau terjadi sesuatu dikemudian hari, telah ada payung yang melindungi kepentingan Bank.

5. Ada beberapa hal yang telah diatur, namun penerapan dilapangan sulit

Peraturan Bank Indonesia (PBI) membolehkan Bank melakukan restrukturisasi kepada nasabah dengan cara equity participation, atau menempatkan salah satu pegawai Bank duduk dalam jajaran manajemen di perusahaan tersebut, pada umumnya sebagai Direktur Keuangan.

Dengan equity participation, Bank tidak memperoleh bunga ( karena Bank ikut sebagai pemilik perusahaan tersebut). Di satu sisi, pegawai Bank yang menjadi Direktur Keuangan pada perusahaan nasabah akan ikut tunduk pada aturan/ Undang-undang Perseroan Terbatas, sehingga kalau di perusahaan terjadi apa-apa, dia bisa ikut dituntut. Padahal sebagai pegawai Bank, tunduk pada Undang-undang Perbankan.

Dalam case ini, bawahan perlu membuat analisis pro’s dan con’s apabila perusahaan akan melakukan tindakan ini. Apapun keputusannya, telah memperhitungkan risiko yang ada. Dengan analisis yang akurat, maka akan memudahkan atasan untuk menjawab jika timbul pertanyaan dari instansi yang berwenang, mengapa Bank memilih atau tidak memilih menggunakan pola ini.

Pada dasarnya, jika bawahan mendapatkan instruksi tertulis atau perintah dari atasan, usahakan agar setiap tindakan telah dilakukan analisis sehingga tidak akan merugikan perusahaan atau diri kita sendiri di kemudian hari. Dengan latihan yang teratur, dan selalu membaca peraturan-peraturan yang berlaku, maka dengan mudah akan bisa memberikan masukan, dan atasan akan lebih menghargai bawahan yang bersikap seperti ini.